Hari Jumat,Kota Malang diguyur hujan deras dan disertai angin yang sangat kencang pada pukul 12.30 sampai 14.00. Dikawasan tersebut banyak air yang tergenang dan pohon tumbang. Dikawasan sekitar Kota Malang ketinggian air sudah mencapai lutut orang dewasa, memang hujan sangat deras kala itu sehingga membuat dinding sungai Kasin longsor karena tidak kuat menahan air hujan. Dikawasan yang berbeda tapi masih di Kota Malang juga, terjadi hujan es sebesar kelereng. Hujan es ini cukup lebat,bunyinya sangat keras sehingga merusak genting asbes. Dan apabila hujan es mengenai anda apa rasanya,pasti sakit.
Wali kota Malang Peni Suprapto tak kunjung diam,mereka memberi himbauan kepada warganya supaya setiap warga membuat sumur resapan air, hal ini dikarenakan pertambahan jumlah penduduk sehingga air sulit meresap kedalam tanah. Pemkot Malang menyerukan pembuatan sumur resapan guna menanggulangi genangan air yang disebabkan banjir. Dan Kabupaten Malang mengucurkan dana lima milyar untuk tanggap darurat. Ini beberapa kawasan langganan banjir diantaranya, kecamatan ampelgading, kecamatan tirtoyudo, kecamatan gadengan, kecamatan sumbermanjing wetan, kecamatan bantur dan kecamatan kesembon.
Banjir adalah peristiwa tergenang dan terbenamnya daratan(yang biasanya kering) karena volume air yang meningkat. Banjir dapat terjadi karena peluapan air yang berlebihan di suatu tempat akibat hujan besar, peluapan air sungai, atau pecahnya bendungan sungai.
Ada dua faktor perubahan kenapa banjir terjadi. Pertama itu perubahan lingkungan dimana didalamnya ada perubahan iklim, perubahan geomorfologi, perubahan geologi dan perubahan tata ruang. Dan kedua adalah perubahan dari masyarakat itu sendiri. Akibat pemanasan global menyebabkan terjadinya perubahan pada pola iklim yg akhirnya merubah pola curah hujan, makanya jngan heran kalau sewaktu-waktu hujan bisa sangat tinggi intensitasnya dan kadang sangat rendah. Bukan hanya faktor iklim yang menyebabkan terjadinya banjir, tp juga di sebabkan oleh perubahan penggunaan lahan dan penyempitan saluran drainase (sungai).
Lubang resapan biopori atau sumur resapan adalah metode resapan air yang ditujukan untuk mengatasi banjir dengan cara meningkatkan daya resap air pada tanah. Metode ini dicetuskan oleh Dr. Kamir R Brata, salah satu peneliti dari Institut Pertanian Bogor.Peningkatan daya resap air pada tanah dilakukan dengan membuat lubang pada tanah dan menimbunnya dengan sampah organik untuk menghasilkan kompos. Sampah organikyang ditimbunkan pada lubang ini kemudian dapat menghidupi fauna tanah, yang seterusnya mampu menciptakan pori-pori di dalam tanah. Teknologi sederhana ini kemudian disebut dengan nama biopori.
Debit banjir berasal dari hulu yang perlu perlindungan dan pelestarian sumber daya air, dimensi sungai dan saluran yang ada perlu menyesuaikan dengan banjir rencana, perlu normalisasi sungai, saluran dan situ-situ, pembuatan tandon air/danau buatan untuk menampung air sebagai pengganti resapan yang hilang, pelestarian situ yang ada untuk menampung air di musim hujan dan memberikan air di musim kemarau.
Terakhir pemerintah pusat dan daerah perlu membuat sumur resapan di kawasan instansi masing-masing, kompleks perumahan, taman-taman, dengan kedalaman minimal 5-7 meter dan lebar 1-2 meter, dapat diisi ijuk, pasir, batu krikil, arang.
Saran saya kepada pemerintah pusat ataupun daerah,mumpung belum terlambat mari setiap warga bergotong royong membersihkan saluran air atau drainase yang tersumbat oleh sampah, membersihkan kali dan sungai yang penuh endapan Lumpur dan sampah, membuat sumur resapan air atau biopori dan mempersiapkan bantuan dana,pangan,obat-obatan,tenaga medis,relawan apabila bencana itu dating.
http://sumurresapan.blogspot.com/
http://www.wikimu.com/News/DisplayNews.aspx?id=1260
http://mbojo.wordpress.com/2008/04/07/faktor-penyebab-banjir-2-perubahan-lingkungan/
Koran Kompas, Sabtu, 21 November 2009, Halaman 22
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar